Thursday, January 4, 2018

Nama Spesies Cicak baru yang terinspirasi dari Ahok



Bogor.dijahPro,Ilmuwan menemukan makhluk laut mungil berukuran sekitar 2 sentimeter di pegunungan Rocky, Kanada. Asal usul makhluk yang disebut Habelia optata ini sempat membingungkan peneliti.
Pasalnya, para peneliti tidak bisa menentukan dengan jelas makhluk ini termasuk keluarga evolusi yang mana karena penampakannya yang mengerikan.
Kini, ahli paleontologi dari Universitas Toronto dan Museum Royal Ontario, Toronto, berhasil mengungkapkan identitasnya.
Diterbitkan dalam jurnal BMC Evolutionary Biology, penelitian ini mengungkapkan bahwa Habelia hidup selama pertengahan periode Kambrium, sekitar 508 juta tahun yang lalu. Periode Kambrium merupakan masa saat banyak nenek moyang hewan muncul untuk pertama kalinya.
Meski demikian, karakteristik Habelia sudah mirip dengan hewan modern. Tubuhnya tersegmentasi mirip seperti lobster atau serangga.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr Cédric Aria, seorang ahli paleontologi dari Universitas Toronto, ini juga menemukan bahwa Habelia berkaitan dengan nenek moyang chelicerate, kelompok yang mencakup kalajengking dan laba-laba.
"Habelia ini menjelaskan asal karakteristik tubuh yang dimiliki chelicerate," ujar Aria dilansir dari Independent, Kamis (21/12/2017).
Salah satu bentuk tubuh yang mengarahkan Habelia pada chelicerateadalah bentuk mulutnya yang mirip.
Nama chelicerate sendiri diambil dari chelicerae, istilah untuk menggambarkan sepasang penjepit yang berada di mulut arthropoda (kalajengking) dan arakhnida (laba-laba) untuk membabat mangsanya.
Selain itu, makhluk-makhluk ini juga memiliki semacam senjata di kepala dan kaki yang baik untuk berjalan. Para ilmuwan yakin bahwa di masanya, makhluk ini adalah pemburu dasar laut yang efektif.
Meski tubuhnya hanya sepanjang dua sentimeter, tetapi peneliti menduga Habelia dapat melawan hewan seperti trilobata (hewan prasejarah yang memiliki kulit keras, red) dengan rahang mereka yang menakutkan.
"Alat pelengkap (di tubuh) dan rahang yang kompleks membuat Habelia menjadi pemangsa yang sangat dahsyat, meskipun berukuran kecil. Kedua senjata itu sangat efektif untuk merobek mangsa," kata Aria.
 Indonesia," ucap dia.
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Bahkan, baru-baru ini, para peneliti dari LIPI telah menemukan spesies cecak baru di Belitung.
Penemuan ini bisa dikatakan tak sengaja. Bermula dari dua peneliti LIPI yaitu Amir Hamidy dan Irvan Sidik beserta koleganya Danny dan Fify ke Desa Burong Mandi, Belitung Timur pada Maret 2017 lalu.
Mereka menjumpai seekor cecak yang lincah di sekitar onggokan batu granit. Cecak tersebut menarik perhatian kedua peneliti LIPI tersebut.
Kedua peneliti LIPI itu kemudian berkomunikasi dengan Awal Riyanto, seorang peneliti LIPI yang berkonsentrasi pada kelompok Cecak. Mereka lalu memulai penelitian mereka.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa pada 30 November 2017 tersebut menjelaskan bahwa cecak yang ditemui Hamidy dan Sidik merupakan spesies baru. Spesies ini tergolong sebagai cecak batu atau Cnemaspis.
Tak hanya spesies baru, cecak batu ini juga unik karena namanya diambil dari salah satu tokoh asli Belitung. Hal ini diungkapkan melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (25/12/2017).
"Cecak baru tersebut diberi nama Cnemaspis purnamai," tulis rilis tersebut.
"Nama ini tersebut didedikasikan sebagai penghargaan kepada salah satu tokoh nasional kelahiran Belitung Timur, yaitu Basuki Tjahja Purnama atau pak Ahok yang pernah memimpin Belitung Timur dan memimpin DKI dengan tegas dan kejujuran serta merakyat," sambungnya.
Diketahui Spesies Baru Karena...
Cecak baru dapat dibedakan dengan kerabatnya berdasarkan kombinasi morfologinya. Cecak berukuran sedang dengan panjang dari moncong hingga kloaka (lubang pembuangan urin dan feses) sekitar 5 sentimeter.
" Spesies baru ini kemungkinan masuk dalam grup (cecak batu) kendallii yaitu kelompok  dengan ciri khas tidak mempunyai lubang prekloakal, tidak terdapat lubang femoral, sisik perut berlunas, benjolan tuberkular mengelilingi ekor membentuk bak cincin dan ujung ekor yang masih original berwarna hitam," ungkap Awal.
Cecak batu sendiri umumnya tersebar di beberapa wilayah Afrika hingga Asia. Sebaran geografis marga Cecak Batu meliputi Afrika, India subkontinen hingga Asia Tenggara.


Penulis : Siti hodijah
Editor :Siti Hodijah
Sumber :dijahPro

Share:

0 comments:

Post a Comment

About me

About Me

Design Is My Work Design Is My Hobby

My Design

Tutorial

Informasi Viral

Video Idea